Memahami Kelelahan dan Defisit Kalori

Orang yang lelah berbaring di tempat tidur

Kelelahan adalah fenomena umum yang dialami oleh orang-orang karena berbagai alasan, seperti kelelahan fisik atau mental, kurang tidur, atau stres. Sedangkan defisit kalori, di sisi lain, mengacu pada kondisi ketika jumlah kalori yang dikonsumsi lebih sedikit daripada jumlah kalori yang dibakar. Artikel ini akan membahas hubungan antara kelelahan dan defisit kalori dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi tubuh manusia.

Bagaimana Defisit Kalori Berdampak pada Tingkat Energi

Defisit kalori dapat menyebabkan penurunan tingkat energi karena tubuh tidak menerima energi yang dibutuhkan dari makanan. Hal ini dapat menyebabkan perasaan lelah dan letih. Tubuh membutuhkan jumlah kalori yang cukup agar dapat berfungsi dengan baik. Ketika tidak mendapatkan cukup kalori, tubuh akan mulai menghemat energi dengan memperlambat metabolisme dan mengurangi aktivitas fisik.

Bagaimana Kelelahan Mempengaruhi Asupan Kalori

Merasa lelah juga dapat memengaruhi asupan kalori, yang menyebabkan makan berlebihan atau melewatkan waktu makan. Kelelahan dapat menyebabkan peningkatan keinginan untuk mengonsumsi makanan berkalori tinggi dan bergula, yang menyebabkan kenaikan berat badan dan penurunan tingkat energi. Di sisi lain, melewatkan waktu makan dapat menyebabkan tubuh masuk ke dalam kondisi kelaparan, sehingga menyebabkan penurunan tingkat energi dan berujung pada kelelahan.

Dampak Defisit Kalori pada Performa Latihan

Defisit kalori tidak hanya berdampak pada tingkat energi Anda selama aktivitas sehari-hari, tetapi juga dapat memengaruhi performa Anda saat berolahraga. Saat Anda mengalami defisit kalori, tubuh Anda mungkin tidak memiliki energi yang dibutuhkan untuk melakukan yang terbaik saat berolahraga. Hal ini dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, penurunan kekuatan, dan penurunan kemampuan untuk membentuk otot.

Kesimpulan

Kesimpulannya, kelelahan dan defisit kalori saling berhubungan dan dapat memengaruhi satu sama lain. Pola makan yang seimbang dan tidur yang cukup dapat mencegah siklus kelelahan dan defisit kalori menjadi tidak terkendali. Dengan memahami hubungan antara keduanya, individu dapat mengambil langkah proaktif untuk memastikan bahwa mereka mempertahankan tingkat energi yang optimal dan menghindari perasaan lelah.

Ditulis oleh Elizabeth Liezel Elizabeth Liezel adalah seorang pelatih pribadi dan instruktur kebugaran dengan gelar Ph.D. di bidang Human Performance dari Middle Tennessee State University.

Artikel terkait